Jêmuwah Kliwon Medangkungan, 27
Sura 1953 - Wawu
Ooiiiii , , , Sugengg rawuh rencang-rencang KEPO
sedaya, balik meneh ing kene karo admin Kangmas Muz. Saderenge mangertosi boso
ngoko kromo, yuk bareng-bareng sinau unggah-ungguhing basa, mula-melane ana
boso ngoko kromo iku kepriwe sihh ??? monggoh di simak kemawon !
Ketika
seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, juga masih
harus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara kepada orang
tua berbeda dengan berbicara pada anak kecil ataupun yang seumur. Kata-kata
atau bahasa yang ditujukan pada orang lain itulah yang disebbut Unggah-Ungguhing
Basa. Unggah-ungguhing Basa pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu : Basa
Ngoko, Basa Madya, dan Basa Krama.
Selain yang disebut diatas (ngoko, madya dan krama), orang-orang di istana atau kedhaton menggunakan Basa Kedhaton atau yang sering disebut Basa Bagongan. Dibawah ini adalah skema pembagian tingkatan atau tataran pada Basa Jawa dalam Unggah-ungguhing Basa,
![]() |
Skema Pembagian Unggah-ungguhing Basa |
Unggah-ungguhing
Basa merupakan alat untuk menciptakan jarak sosial, namun di sisi lain Unggah-ungguhing
Basa juga merupakan produk dari kehidupan sosial. Hal ini dapat di jelaskan
bahwa struktur masyarakat merupakan faktor pembentuk dari struktur bahasa itu
sendiri. Atau dapat juga dikatakan struktur bahasa merupakan pantulan dari
struktur masyarkat yang mengenal tingkatan-tingkatan sosial atau stratifikasi
sosial. Makin rumit Unggah-ungguhing Basa maka makin rumit pula stratifikasi
sosialnya.
Unggah-ungguhing
Basa memang sanggat rumit, meskipun sebenarnya tataran yang pokok hanyalah dua
yaitu Ngoko dan Krama, lalu diantara kedua tataran pokok itu terdapat banyak
variasi. Paralel dengan tataran baku tersebut sesuungguhnya masyarakat Jawa
terbagi dalam dua strata baku yaitu : sentana dalem dan kawula dalem, dengan
abdi dalam sebagai penghubung atau perantara. Tiap stratum sosial memiliki
kaidah tersendiri termasuk didalamnya Unggah-ungguhing Basa .
Erat
hubungannya antara Ungah-ungguhin Basa dengan Basa Jawa. Tataran Basa Jawa
dipakai sebagai tata Unggah-ungguhing Basa. Istilah unggah-ungguh berarti yang
lebih luas daripada istilah Unggah-ungguhin Basa. Unggah-ungguh berarti tata
sopan santun, sedangkan Unggah-ungguhin Basa berarti tataran ngoko karma. Ini
berkembang, mungkin karena keinginan untuk menunjukan sikap hormatnya terhadap
lawan bicara yang lebih tua, atau terhadap atasan didunia kerja.
Dengan
ini maka Basa Jawa bukan lagi hanya mengenai kata-kata hormat, yang ada dalam
setiap bahasa akan tetapi telah menjadi bahsa tersendiri, yaitu : bahasa halus,
bahasa penghormatan dan bahasa krama. Dengan munculnya Unggah-ungguhin Basa,
seseorang di tuntut untuk menggunakan tataran Basa Jawa yang tepat, sebab kalau
tidak tepat akan menimbulkan perasaan tidak enak di antara para pemakainya.
Orang-orang
desa dan orang-orang yang tidak termasuk dalam kelas priyayi atau terpelajar
akan diberi maaf apabila tidak bisa menerapakan aturan ngoko kromo secara
tepat. Sebaliknya tidak dapat dimaafkan kalau mengaku priyayi atau terpelajar
namun tidak bisa dapat berBasa Jawa secara layak. Hal ini akan dicap sebagai
tidak sopan, ora ngerti karma , kurang
ajar. Orang yang di ajak bicara dengan bahasa yang tidak semestinya akan
merasa tidak dihormati, dan karena itu dapat kehilangan simpati dari lawan
bicara.
Basa Jawa juga berfungsi
sebagai pengatur jarak jarak social (social
distance). Sebagai suatu dinasti yang baru saja berhasil mengubah status sosial,
dinasti Mataram ingin menunjukan bahwa dirinya bukan keluarga sembarangan,
melainkan dinasti terpilih, yang mengungguli keluarga-keluarga lainnya. Untuk
menunjukan keunggulan (superiorty),
kejayaan (glory) dan kebesaran (greatness) dinasti Mataram, maka dinasti
ini sejak Sultan Agung pertama, perlu menciptakan jarak social. Dan alat untuk
menciptakan jarak social ini adalah antara lain pengembangan tataran Basa Jawa
ngoko-krama.
Naahhhh. . . . Kepriwe rencang-rencang, saged
mangertosi opo iku unggah-ungguhing basa ?, mugi-mugi rencang-rencang KEPO
saged paring mapinten-pinten manfaat dumateng para sinten kemawon ingkang maos.
Kula minangka admin ugi kathah kakirangan, nyuwun pangapunten, nggih.
Sampe ketemu jêmuwah ngarep yooo,
, ,
0 Comment to "Basa Jawa - Pambuka 2 : UNGGAH-UNGGUHING BASA"
Posting Komentar