Jumat, 27 September 2019

Basa Jawa - Pambuka 2 : UNGGAH-UNGGUHING BASA

Jêmuwah Kliwon Medangkungan, 27 Sura 1953 - Wawu

Ooiiiii , , , Sugengg rawuh rencang-rencang KEPO sedaya, balik meneh ing kene karo admin Kangmas Muz. Saderenge mangertosi boso ngoko kromo, yuk bareng-bareng sinau unggah-ungguhing basa, mula-melane ana boso ngoko kromo iku kepriwe sihh ??? monggoh di simak kemawon !


Ketika seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa, juga masih harus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara kepada orang tua berbeda dengan berbicara pada anak kecil ataupun yang seumur. Kata-kata atau bahasa yang ditujukan pada orang lain itulah yang disebbut Unggah-Ungguhing Basa. Unggah-ungguhing Basa pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu : Basa Ngoko, Basa Madya, dan Basa Krama.

Selain yang disebut diatas (ngoko, madya dan krama), orang-orang di istana atau kedhaton menggunakan Basa Kedhaton atau yang sering disebut Basa Bagongan. Dibawah ini adalah skema pembagian tingkatan atau tataran pada Basa Jawa dalam Unggah-ungguhing Basa,
Skema Pembagian Unggah-ungguhing Basa

Unggah-ungguhing Basa merupakan alat untuk menciptakan jarak sosial, namun di sisi lain Unggah-ungguhing Basa juga merupakan produk dari kehidupan sosial. Hal ini dapat di jelaskan bahwa struktur masyarakat merupakan faktor pembentuk dari struktur bahasa itu sendiri. Atau dapat juga dikatakan struktur bahasa merupakan pantulan dari struktur masyarkat yang mengenal tingkatan-tingkatan sosial atau stratifikasi sosial. Makin rumit Unggah-ungguhing Basa maka makin rumit pula stratifikasi sosialnya.

Unggah-ungguhing Basa memang sanggat rumit, meskipun sebenarnya tataran yang pokok hanyalah dua yaitu Ngoko dan Krama, lalu diantara kedua tataran pokok itu terdapat banyak variasi. Paralel dengan tataran baku tersebut sesuungguhnya masyarakat Jawa terbagi dalam dua strata baku yaitu : sentana dalem dan kawula dalem, dengan abdi dalam sebagai penghubung atau perantara. Tiap stratum sosial memiliki kaidah tersendiri termasuk didalamnya Unggah-ungguhing Basa .

Erat hubungannya antara Ungah-ungguhin Basa dengan Basa Jawa. Tataran Basa Jawa dipakai sebagai tata Unggah-ungguhing Basa. Istilah unggah-ungguh berarti yang lebih luas daripada istilah Unggah-ungguhin Basa. Unggah-ungguh berarti tata sopan santun, sedangkan Unggah-ungguhin Basa berarti tataran ngoko karma. Ini berkembang, mungkin karena keinginan untuk menunjukan sikap hormatnya terhadap lawan bicara yang lebih tua, atau terhadap atasan didunia kerja.

Dengan ini maka Basa Jawa bukan lagi hanya mengenai kata-kata hormat, yang ada dalam setiap bahasa akan tetapi telah menjadi bahsa tersendiri, yaitu : bahasa halus, bahasa penghormatan dan bahasa krama. Dengan munculnya Unggah-ungguhin Basa, seseorang di tuntut untuk menggunakan tataran Basa Jawa yang tepat, sebab kalau tidak tepat akan menimbulkan perasaan tidak enak di antara para pemakainya.

Orang-orang desa dan orang-orang yang tidak termasuk dalam kelas priyayi atau terpelajar akan diberi maaf apabila tidak bisa menerapakan aturan ngoko kromo secara tepat. Sebaliknya tidak dapat dimaafkan kalau mengaku priyayi atau terpelajar namun tidak bisa dapat berBasa Jawa secara layak. Hal ini akan dicap sebagai tidak sopan, ora ngerti karma , kurang ajar. Orang yang di ajak bicara dengan bahasa yang tidak semestinya akan merasa tidak dihormati, dan karena itu dapat kehilangan simpati dari lawan bicara.

Basa Jawa juga berfungsi sebagai pengatur jarak jarak social (social distance). Sebagai suatu dinasti yang baru saja berhasil mengubah status sosial, dinasti Mataram ingin menunjukan bahwa dirinya bukan keluarga sembarangan, melainkan dinasti terpilih, yang mengungguli keluarga-keluarga lainnya. Untuk menunjukan keunggulan (superiorty), kejayaan (glory) dan kebesaran (greatness) dinasti Mataram, maka dinasti ini sejak Sultan Agung pertama, perlu menciptakan jarak social. Dan alat untuk menciptakan jarak social ini adalah antara lain pengembangan tataran Basa Jawa ngoko-krama.


Naahhhh. . . . Kepriwe rencang-rencang, saged mangertosi opo iku unggah-ungguhing basa ?, mugi-mugi rencang-rencang KEPO saged paring mapinten-pinten manfaat dumateng para sinten kemawon ingkang maos. Kula minangka admin ugi kathah kakirangan, nyuwun pangapunten, nggih.

Sampe ketemu jêmuwah ngarep yooo, , ,

Share this

0 Comment to "Basa Jawa - Pambuka 2 : UNGGAH-UNGGUHING BASA"

Posting Komentar